RH 125 PW “Menyembah Dengan Ketaatan”
1 Samuel 15:22 – “Tetapi jawab Samuel: ‘Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan.’”
Renungan
Bagi Tuhan, penyembahan sejati lebih dari sekadar korban, lagu, atau persembahan. Yang paling Ia rindukan adalah hati yang taat. Saul pernah berusaha menyenangkan Tuhan dengan korban sembelihan, tetapi karena tidak taat pada firman-Nya, ia ditolak. Dari kisah ini kita belajar bahwa ketaatan lebih penting daripada semua ekspresi lahiriah penyembahan. Tanpa ketaatan, pujian kita kehilangan maknanya.
Sebagai tim pujian, kita dipanggil bukan hanya untuk menaikkan lagu, tetapi untuk menaikkan hidup yang taat kepada Tuhan. Latihan, suara indah, dan musik yang terampil tidak berarti jika hidup kita tidak selaras dengan firman Allah. Penyembahan yang sejati lahir dari hati yang mau tunduk pada kehendak Tuhan, meski kadang sulit atau bertentangan dengan keinginan pribadi.
Ketaatan adalah bentuk tertinggi dari kasih. Yesus sendiri menunjukkan teladan ketika Ia taat sampai mati di kayu salib. Itulah penyembahan terbesar yang pernah ada. Jika kita ingin menjadi penyembah sejati, kita harus meneladani Kristus dalam ketaatan. Mari kita belajar menyembah bukan hanya dengan mulut, tetapi juga dengan kehidupan yang tunduk sepenuhnya kepada Allah.
Doa
Tuhan, aku rindu menyembah-Mu dengan ketaatan, bukan hanya dengan lagu. Tolong aku untuk selalu mendengarkan suara-Mu dan tunduk pada kehendak-Mu. Biarlah hidupku menjadi persembahan yang berkenan di hadapan-Mu. Amin.