RH 118 PW “Membawa Hadirat, Bukan Hiburan”
Mazmur 22:3 – “Padahal Engkau lah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Renungan
Tim pujian dan penyembahan dipanggil bukan untuk menjadi penghibur, tetapi pembawa hadirat Allah. Dunia mungkin melihat musik sebagai sarana hiburan, tetapi di hadapan Tuhan, musik dan pujian adalah alat rohani yang membuka jalan bagi umat untuk berjumpa dengan Dia. Kuasa pelayanan pujian terletak pada hadirat Allah yang nyata, bukan pada seberapa merdu suara atau indahnya aransemen.
Ketika kita melayani, kita harus selalu bertanya dalam hati: “Apakah jemaat sedang menikmati musik, ataukah mereka sedang mengalami perjumpaan dengan Allah?” Tugas utama kita adalah menuntun jemaat meninggalkan distraksi, mengarahkan hati mereka, dan bersama-sama masuk ke hadirat Tuhan. Jika fokus kita hanya pada performa, kita bisa gagal membawa orang pada tujuan yang sejati: menyembah Allah yang hidup.
Allah berjanji bersemayam di atas puji-pujian umat-Nya. Artinya, setiap kali kita memuji dengan hati yang tulus, hadirat-Nya turun di tengah-tengah kita. Dan hadirat Allah itulah yang mengubahkan hati, menyembuhkan jiwa, dan menguatkan umat. Sebagai tim pujian, mari kita setia menjaga hati agar tidak mengejar tepuk tangan manusia, tetapi menghadirkan hadirat Tuhan yang membawa kemuliaan bagi-Nya saja.
Doa
Tuhan, jadikan aku pembawa hadirat-Mu, bukan sekadar penghibur. Biarlah setiap nada, lirik, dan musik yang kupersembahkan menjadi jalan bagi umat-Mu untuk mengalami perjumpaan dengan-Mu. Engkau saja yang layak dimuliakan. Amin.