RH 116 PW “Kekudusan di Balik Panggung”
Ibrani 12:14 – “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.”
Renungan
Pelayanan pujian dan penyembahan bukanlah sekadar penampilan di atas panggung. Pujian yang sungguh-sungguh berkuasa lahir dari hati yang kudus, bukan hanya dari latihan musik yang baik. Kekudusan adalah dasar dari setiap pelayanan. Tanpa kekudusan, apa yang kita lakukan bisa menjadi sekadar hiburan rohani, bukan penyembahan sejati. Tuhan melihat bukan hanya apa yang kita nyanyikan, tetapi siapa kita di balik panggung.
Seorang penyembah sejati tidak hanya mempersiapkan lagu, suara, atau musik, tetapi juga hidup yang benar di hadapan Allah. Kekudusan berarti memilih untuk hidup setia kepada Tuhan di tengah godaan dunia. Ia bukan soal kesempurnaan manusia, tetapi soal hati yang mau dipisahkan bagi Allah, meninggalkan dosa, dan hidup untuk menyenangkan-Nya. Semakin kita mengejar kekudusan, semakin kuasa hadirat Tuhan nyata melalui pelayanan kita.
Tim pujian dan penyembahan dipanggil bukan untuk tampil, melainkan untuk menuntun jemaat kepada Tuhan. Jemaat akan lebih mudah mengikuti penyembahan dari orang-orang yang hidupnya selaras dengan firman. Dengan demikian, panggilan kita bukan hanya menjadi musisi atau penyanyi, melainkan imam yang kudus, yang mempersembahkan korban rohani yang berkenan bagi Allah.
Doa
Tuhan, kuduskanlah hatiku dan hidupku. Jangan biarkan aku hanya sibuk dengan persiapan panggung, tetapi lalai dalam kekudusan pribadi. Pakailah aku untuk melayani dengan hati yang murni, agar setiap pujian membawa jemaat semakin dekat kepada-Mu. Amin.