RH – 119 KOPI “Pria yang Tetap Tegar di Tengah Penolakan”
Ps. Hengky Andrian
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.” -Yesaya 53:3
Renungan
Penolakan adalah salah satu luka terdalam yang bisa dialami seorang pria. Ditolak oleh orang yang dikasihi, diabaikan oleh teman, diremehkan dalam pekerjaan, atau bahkan disalahpahami dalam pelayanan. Penolakan dapat membuat hati menjadi pahit dan kehilangan semangat.
Namun Firman Tuhan mengingatkan bahwa Yesus sendiri mengalami penolakan yang jauh lebih besar. Ia ditolak oleh orang-orang yang datang untuk diselamatkan-Nya, dihina, bahkan disalibkan. Tetapi Yesus tidak membalas dengan kebencian. Ia tetap setia kepada Bapa dan melanjutkan misi kasih-Nya.
Pria yang kuat adalah pria yang tidak membiarkan penolakan mendefinisikan dirinya. Identitasnya tidak ditentukan oleh pendapat manusia, tetapi oleh kasih Allah yang menerima tanpa syarat. Penolakan bukanlah akhir, melainkan kesempatan untuk semakin teguh berakar pada kasih Tuhan.
Refleksi Pribadi
Bagaimana aku biasanya merespons penolakan: menjadi pahit, marah, atau tetap teguh?
Apakah aku lebih mencari penerimaan dari manusia daripada dari Allah?
Bagaimana aku bisa meneladani Yesus dalam menghadapi penolakan?
Doa
Tuhan, aku menyerahkan setiap rasa sakit akibat penolakan ke dalam tangan-Mu. Aku percaya bahwa Engkau yang sudah terlebih dahulu ditolak, memahami hatiku. Tolong aku untuk tidak larut dalam kepahitan, tetapi tetap tegar dan berakar dalam kasih-Mu yang tidak pernah meninggalkanku. Amin.