Mengapa orang percaya bisa murtad atau meninggalkan imannya?
Oleh: Pdt. Hengky Andrian, M.Th
Mengapa orang percaya bisa murtad atau meninggalkan imannya?
1. Hati yang tidak sungguh-sungguh percaya
“Tetapi sebagian dari mereka tidak tahan uji, sebab hati mereka tidak tetap pada perjanjian Allah.” – Mazmur 78:37
Ada orang yang hanya percaya secara lahiriah, namun hatinya tidak pernah benar-benar menyerahkan hidup pada Tuhan. Ini seperti benih di tanah berbatu dalam perumpamaan penabur (Markus 4:16–17): cepat tumbuh tapi tidak berakar.
2. Tergoda oleh dunia
“Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku…” – 2 Timotius 4:10
Cinta akan dunia (harta, popularitas, kenyamanan) bisa perlahan-lahan menggeser kasih kepada Kristus.
3. Tekanan, aniaya, atau penderitaan
“Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu segera murtad.” – Markus 4:17. Iman yang tidak siap menderita mudah runtuh saat diuji.
4. Ajaran sesat atau penyesatan
“Roh berkata dengan jelas, bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad… karena pengaruh roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan.” – 1 Timotius 4:1
Pengaruh pengajaran yang menyimpang, baik dari luar maupun dalam gereja, bisa membuat orang tersesat dan berbalik dari kebenaran.
5. Tidak bertumbuh dalam iman
“Karena itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama… dan beralih kepada tingkat yang lebih tinggi.” – Ibrani 6:1
Jika seseorang tidak bertumbuh secara rohani, ia mudah lemah dan akhirnya jatuh. Iman yang tidak dipelihara bisa padam.
6. Keinginan dosa yang tidak ditinggalkan
“Sebab jika mereka dengan sengaja berbuat dosa, sesudah menerima pengetahuan akan kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.” – Ibrani 10:26
Orang yang memilih hidup dalam dosa secara terus-menerus, menolak pertobatan sejati.
Kesimpulan:
Orang bisa murtad karena :iman yang dangkal, godaan dunia,, tidak tahan terhadap penderitaan, atau pengaruh dosa dan ajaran sesat.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk:
1. Terus bertumbuh dalam firman
2. Setia dalam persekutuan
3. Hidup dalam pertobatan dan ketekunan