“Satu Dengan Bapa” Oleh: Pdt. Dr. Hengky Andrian, M.Th
“Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30)
Dalam satu kalimat singkat, Yesus menyatakan sebuah kebenaran besar yang mengguncang dunia: “Aku dan Bapa adalah satu.” Pernyataan ini bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah pengakuan ilahi yang menjelaskan siapa Yesus sebenarnya. Ia bukan hanya seorang guru, nabi, atau pemimpin rohani—Ia adalah Allah yang menjelma menjadi manusia.
Yesus tidak berkata bahwa Ia menyerupai Allah, atau bahwa Ia satu pemikiran dengan Bapa, melainkan bahwa Ia dan Bapa adalah satu dalam esensi dan keberadaan. Ini adalah dasar dari iman Kristen: keilahian Kristus. Tanpa kebenaran ini, salib kehilangan kuasanya, dan keselamatan menjadi mustahil.
Menariknya, orang-orang Yahudi waktu itu langsung memahami maksud Yesus dan menganggap-Nya menghujat—mereka tahu bahwa Yesus sedang menyatakan diri-Nya sebagai Allah (lihat Yohanes 10:33). Tapi bagi kita yang percaya, ini adalah kabar sukacita. Sebab jika Yesus adalah satu dengan Bapa, maka:
1. Kita mengenal Allah melalui pribadi Yesus.
2. Kita dapat percaya bahwa perkataan dan janji Yesus adalah sepenuhnya benar.
3. Kita hidup dalam perlindungan dan otoritas ilahi yang tak tergoyahkan.
Saat kita berdoa kepada Yesus, kita tidak sedang berbicara kepada utusan biasa. Kita sedang berjumpa dengan Sang Pencipta, yang mengenal kita, mengasihi kita, dan memberi hidup-Nya bagi kita.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah satu dengan Bapa. Dalam Engkau, aku melihat kasih dan kuasa Allah yang nyata. Ajarku untuk lebih mengenal-Mu dan percaya sepenuhnya kepada-Mu. Teguhkan imanku bahwa Engkau adalah Allah yang hidup, yang layak disembah dan diandalkan. Amin.