Kalau Allah sudah mengampuni kita lewat pengorbanan Yesus, apakah kita masih perlu meminta pengampunan saat berbuat dosa lagi?
Oleh: Pdt. Dr. Hengky Andrian, M.Th
Kalau Allah sudah mengampuni kita lewat pengorbanan Yesus, apakah kita masih perlu meminta pengampunan saat berbuat dosa lagi?
Jawabannya: Ya, kita tetap perlu minta ampun.
Berikut alasannya secara Alkitabiah dan sederhana:
1. Pengampunan di Kayu Salib Bersifat Menyeluruh, Tapi Hubungan Perlu Dipulihkan
a. Ketika kita percaya kepada Yesus, kita diampuni secara penuh dan diangkat menjadi anak Allah (Efesus 1:7)
b. Tapi dosa setelah kita percaya tetap bisa mengganggu hubungan kita dengan Allah (meskipun tidak membatalkan status kita sebagai anak-Nya).
c. Seperti dalam keluarga: walau kita tetap anak ayah-ibu, kalau kita menyakiti mereka, hubungan jadi renggang. Minta maaf adalah cara kita memulihkan keintiman.
2. Alkitab Mengajarkan Kita Untuk Mengaku Dosa
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”— 1 Yohanes 1:9
a. Ayat ini ditujukan bagi orang percaya.
b. Mengaku dosa bukan karena kita belum diampuni, tapi karena kita ingin hidup bersih dan dekat dengan Allah setiap hari.
3. Minta Ampun Membentuk Hati yang Rendah dan Sadar Diri
a. Tuhan ingin kita hidup dalam pertobatan yang terus-menerus, bukan dalam rasa bersalah, tapi dalam kesadaran akan kasih karunia-Nya.
b. Setiap kali kita jatuh dan kembali kepada-Nya, kita diingatkan betapa besar kasih-Nya.
Kesimpulan Renungan:
Kita sudah diampuni oleh darah Kristus yang tercurah di salib. Tapi ketika kita berbuat dosa lagi, kita tetap datang dan minta ampun, bukan untuk “mengulang pengampunan”, tapi untuk memelihara hubungan kita dengan Allah.
Doa sederhana:
“Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau sudah mati untuk dosaku. Aku tahu Engkau sudah mengampuniku. Tapi saat aku jatuh lagi, tolong aku untuk tidak menjauh dari-Mu, melainkan datang dan berkata, ‘Ampunilah aku, Tuhan.’ Aku rindu hidup dalam kasih dan kebenaran-Mu. Amin.”