RH 110 PW “Kasih Karunia Yang Membawa Kesetiaan Dalam Pengorbanan”
Roma 12:1 – “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
Renungan
Pelayanan yang sejati sering kali menuntut pengorbanan: waktu, tenaga, pikiran, bahkan kenyamanan pribadi. Namun, kita tidak mungkin setia dalam pengorbanan jika hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Hanya kasih karunia Allah yang membuat kita mampu menyerahkan diri secara utuh sebagai persembahan hidup. Pengorbanan kita bukanlah pembayaran atas kasih-Nya, melainkan respon syukur atas kasih karunia yang telah kita terima.
Paulus mengingatkan bahwa ibadah sejati bukan sekadar ritual, melainkan mempersembahkan seluruh hidup kita kepada Allah. Hidup yang dimerdekakan oleh kasih karunia adalah hidup yang rela dikorbankan untuk kemuliaan Tuhan. Setiap pengorbanan yang kita lakukan dalam pelayanan—meski kecil dan tidak terlihat orang lain—berharga di mata Allah. Kasih karunia membuat kita mengerti bahwa pengorbanan bukanlah kehilangan, melainkan kesempatan untuk menyatakan kasih Kristus.
Ketika kita melayani dengan pengorbanan, kasih karunia menolong kita tetap setia. Kita tidak mudah menyerah karena tahu bahwa Tuhan yang memanggil adalah Tuhan yang menopang. Kesetiaan dalam pengorbanan menghasilkan pelayanan yang murni, tidak terikat kepentingan pribadi, dan memuliakan Kristus. Inilah buah dari kasih karunia: hidup yang rela berkorban dengan setia demi pekerjaan Tuhan.
Doa
Tuhan, aku bersyukur untuk kasih karunia-Mu yang begitu besar. Tolong aku agar setia dalam pengorbanan, tidak melayani demi diriku sendiri, tetapi untuk kemuliaan-Mu. Jadikan hidupku persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan bagi-Mu. Amin.