RH 124 PW “Menyembah Dengan Ketulusan”
Mazmur 51:17 – “Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah.”
Renungan
Di mata Tuhan, penyembahan sejati tidak diukur dari indahnya suara, lengkapnya instrumen, atau megahnya panggung. Allah melihat jauh ke dalam hati. Mazmur 51 mengingatkan bahwa yang berkenan bagi Tuhan adalah hati yang hancur dan remuk, hati yang datang dengan ketulusan tanpa kepura-puraan. Ketulusan adalah inti dari penyembahan; tanpa itu, semua pujian hanya menjadi kebisingan tanpa makna.
Sebagai tim pujian, mudah bagi kita untuk tergoda menaruh fokus pada penampilan luar. Namun, Tuhan tidak mencari performa, Ia mencari hati yang murni. Jemaat bisa menilai dari luar, tetapi Tuhan menilai dari dalam. Ketika kita menyembah dengan ketulusan, setiap nada dan lirik yang keluar dari mulut kita membawa kuasa rohani, karena lahir dari hati yang jujur di hadapan Allah.
Ketulusan berarti datang kepada Tuhan apa adanya—dengan segala kelemahan, kegagalan, maupun rasa syukur. Tidak perlu menyembunyikan keadaan hati kita di balik senyuman panggung, sebab Allah lebih rindu kejujuran kita daripada kepura-puraan kita. Justru dalam ketulusan itu hadirat-Nya dinyatakan, dan pelayanan kita menjadi berkat bagi banyak orang.
Doa
Tuhan, ajarku untuk selalu menyembah dengan hati yang tulus. Singkirkan semua kepura-puraan dari hidupku, dan jadikan setiap pujian yang kupersembahkan lahir dari hati yang jujur di hadapan-Mu. Biarlah ketulusan ini memuliakan nama-Mu. Amin.