RH 135 KOPI “Pria Sebagai Pemimpin Yang Melayani”
“Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” — Markus 10:45
Renungan
Dunia sering mengukur kepemimpinan dari berapa banyak orang yang melayani pemimpin itu. Tetapi Yesus memberikan definisi yang berbeda: pemimpin sejati adalah yang melayani. Ia sendiri, Sang Raja segala raja, datang ke dunia bukan untuk ditinggikan oleh manusia, tetapi untuk merendahkan diri, mencuci kaki murid-murid-Nya, bahkan menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib.
Kepemimpinan pria sejati tidak ditandai dengan ego, gengsi, atau otoritas yang memaksa, melainkan dengan kerendahan hati untuk melayani. Seorang suami yang mau melayani keluarganya dengan kasih, seorang ayah yang mau berkorban demi anak-anaknya, seorang pemimpin komunitas yang mendahulukan kebutuhan orang lain—semuanya mencerminkan kepemimpinan Yesus.
Melayani bukan berarti lemah, justru butuh kekuatan besar untuk menundukkan diri. Pria yang melayani menunjukkan bahwa ia memahami misi Allah: kepemimpinan adalah kesempatan untuk memberkati, bukan untuk menguasai. Kepemimpinan yang melayani akan meninggalkan warisan yang abadi.
Refleksi Pribadi
Apakah aku memimpin untuk dilayani, atau untuk melayani?
Bagaimana aku bisa lebih banyak memberi diri bagi keluargaku, gerejaku, atau komunitasku?
Apakah gaya kepemimpinanku mencerminkan teladan Yesus sebagai hamba?
Doa
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau memberi teladan kepemimpinan yang sejati—kepemimpinan yang rela melayani. Ajarku untuk tidak memimpin dengan ego atau gengsi, tetapi dengan hati seorang hamba. Biarlah setiap kepemimpinanku membawa berkat dan memuliakan nama-Mu. Amin.